Minggu, 13 Mei 2012

kelas kata adverbia


Kelas kata Adverbia
Oleh Mujiati

Pendahuluan
Morfologi dalam kamus linguistik (Kridalaksana, 2008:159) mendifinisikan morfologi sebagai (1) bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya; (2) bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata, yakni morfem. Dari difinisi di atas, morfologi dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kata. Kelas kata menurut Harimurti Kridalaksana (2008:104) adalah golongan kata  yang mempunyai kesamaan dalam prilaku formalnya. Pembagian kelas kata dalam bahasa Indonesia mencakup kelas kata verba, adjectiva, nomina, pronomina, numeralia, adverbia, interogativa, demonstrativa, artikula, preposisi, konjungsi, kategori fatis, dan interjeksi (Kridalaksana, 2007:51). Di dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang kelas kata adverbia.
Pengertian adverbia dalam kelas kata bahasa Indonesia (Kridalaksana, 2008:81) adalah kategori yang dapat mendampingi adjectiva, numeralia, atau preposisi dalam kontruksi sintaktis. Sementara pengertian adverbia dalam kamus linguistik (Kridalaksana, 1993:2) adalah kata yang dipakai untuk memerikan verba, adjectiva, atau adverbia lain. Dalam makalah ini akan diuraikan adverbia dalam bahasa Indonesia, untuk memberi fokus pada materi yang akan dibahas penulis membatasi masalah yang akan dibahas. Batasan masalah itu antara lain sebagai berikut:
1)      Bagaimanakah subkategorisasi kelas kata Adverbia?
2)      Bagaimanakah adverbia dari dari segi perilaku sintaksisnya?
3)      Bagaimanakah adverbia dari dari segi perilaku semantisnya?
4)      Bagaimana pemakaian adverbia dalam bahasa Indonesia?




Pembahasan
1)   Subkategorisasi kelas kata Adverbia
Pengertian adverbia dalam kelas kata bahasa Indonesia (Kridalaksana, 2008:81) adalah kategori yang dapat mendampingi adjectiva, numeralia, atau preposisi dalam kontruksi sintaktis. Subkategorisasi kelas kata adverbia dalam buku kelas kata bahasa Indonesia (Kridalaksana, 2008:229) dibedakan menjadi dua jenis adverbia, yaitu
1.      Adverbia intraklausal yang berkonstruksi dengan verba, adjectiva, numeralia, atau adverbia lain.
Contoh:
Alangkah           hampir             pula
Amat sangat      harus                saja
Baku                  jangan              saling
Belaka                kerap               selalu
Bisa                    lagi                  senantiasa
Belum                masih belum    sudah
Dan lain sebagainya.
2.      Adverbia ekstraklausal yang secara sintaktis mempunyai kemungkinan untuk berpindah-pindah posisi dan secara semantis mengungkapkan perihal atau tingkat preposisi secara keseluruhan.
Contoh: barangkali, bukan, justru, memang, mungkin.
2)   Adverbia dari dari segi perilaku sintaksisnya
Perilaku adverbia dapat dilihat berdasarkan posisinya terhadap kata atau bagian kalimat yang dijelaskan oleh adverbia yang bersangkutan. Atas dasar itu, dapat dibedakan empat macam posisi adverbia, yaitu (a) yang mendahului kata yang diterangkan, (b) yang mengikuti kata yang diterangkan, (c) yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan, serta (d) yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan. Beberapa contoh dari keempat macam adverbia berdasarkan perilaku sintaktisnya itu adalah sebagai berikut.
1.      Adverbia yang mendahului kata yang diterangkan:
a.       Ia lebih tinggi dari adiknya.
b.      Telaga itu sangat indah.
c.       Pendiriannya terlalu kukuh untuk digoyahkan.
d.      Kami hanya menulis apa yang dikatakannya.

2.      Adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan:
a.       Tampan nian kekasih barumu.
b.      Kamu duduk-duduk saja menunggu panggilan.
c.       Jelek benar kelakuannya.
d.      Baju yang dikenakan merah sekali.
3.      Adverbia yang mandahului atau mengikuti kata yang diterangkan:
a.       Kini barang-barang elektronika amat mahal harganya.
b.      Mahal amat harga barang-barang itu.
c.       Paginya ia segera pergi meninggalkan kami.
d.      Begitu mendengar berita itu, ia pergi segera.
4.      Adverbia yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan:
a.       Saya yakin bukan dia saja yang pandai.
b.      Bagiku, senyumannya sangat manis sekali.
c.       Kami hanya menerima saja apa yang diberikannya.

Contoh (1)
a.       Seharusnya dia datang sebelum pukul delapan.
b.      Penjelasan pejabat itu agaknya tidak mereka pahami.
c.       Sebaiknya saudara tidak usah datang.
Pada contoh (1) seharusnya, agaknya, dan sebaiknya tidak memberikan keterangan pada predikat kalimat. Dengan demikian seharusnya pada (1a) mengacu pada klausa Dia datang pada sebelum pukul delapan, agaknya pada (1b) pada klausa Penjelasan pejabat itu  tidak mereka pahami, dan sebaiknya pada (1c) pada klausa Saudara tidah usah datang.
Berdasarkan lingkup strukturnya itu, terdapat perbedaan antara bentuk yang mengacu pada tatanan frasa dan bentuk yang mengacu pada tataran kalimat. Bentuk yang mengacu pada tatanan frasa merupakan adverbia intraklausal, sedangkan bentuk yang mengacu pada tataran klausa merupakan adverbia ekstraklausal.
Adverbia intraklausal mengacu pada frasa dan adverbia ekstraklausal pada kalimat, meskipun posisi sintaktisnya mengalami perubahan. Pada contoh (2) berikut terlihat bahwa benar-benar, meskipun dalam posisi aintaktis yang berbeda-beda, tetap mengacu pada frasa verbal memperhatikan. Demikian pula halnya dengan sebenarnya pada contoh (3): baik digunakan di awal, di tengah, maupun di akhir kalimat, adverbia itu tetap mengacu pada kalimat Dia termasuk murid yang pandai.
(2)
a.       Dia benar-benar memperhatikan nasihat orang tuanya.
b.      Dia memperhatikan benar-benar nasihat orang tuanya.
c.       Benar-benar dia memperhatikan nasihat orang tuanya.

(3)
a.       Sebenarnya dia termasuk murid yang pandai.
b.      Dia sebenarnya termasuk murid yang pandai.
c.       Dia termasuk murid yang pandai sebenarnya.

3)   Adverbia dari dari segi perilaku semantisnya
Berdasarkan perilaku semantisnya, dapat dibedakan delapan jenis adverbia, yaitu (1) adverbia kualitatif, (2) adverbia kuantitatif, (3) adverbia limiatif, (4) adverbia frekuentatif, (5) adverbia kewaktuan, (6) adverbia kecaraan, (7) adverbia kontrastif, (8) adverbia keniscayaan.
1.      Adverbia Kualitatif
Adverbia kualitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti  paling, sangat, lebih, dan kurang.
a.       Saya paling suka masakan jepang.
b.      Senyumannya sangat menggemaskan.
c.       Ujiannya lebih sulit daripada yang kuduga.
d.      Permainannya kurang sempurna

2.      Adverbia Kuantitatif
Adverbia kuantitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah. Yang termasuk adverbia ini antara lain, kata banyak, sedikit, kira-kira, dan cukup.
a.       Lukanya banyak mengeluarkan darah.
b.      Raut wajahnya sedikit memerah.
c.       Kalau ia kira-kira marah, kami menjauh.
d.      Warna bajunya cukup serasi dengan warna celananya.

3.      Adverbia Limiatif
Adverbia limiatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan pembatasan. Kata-kata seperti  hanya, saja, dan sekedar dalam contoh berikut termasuk  adverbia limiatif.
a.       Obat itu hanya menghambat pertumbuhan penyakit.
b.      Kami di rumah saja selama liburan ini.
c.       Ia sekedar menarik hatiku.


4.      Adverbia Frekuentatif
Adverbia frekuentatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Kata yang tergolong adverbia ini misalnya selalu, sering, jarang, dan kadang-kadang.
a.       Kami selalu makan malam bersama.
b.      Mereka sering mengabaikan tanggung jawabnya.
c.       Para siswa yang rajin jarang tinggal kelas.
d.      Kadang-kadang saya terkejut melihat inisiatifnya.

5.      Adverbia Kewaktuan
Adverbia kewaktuan adalah adberbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu. Yang termasuk adverbia kewaktuan ialah bentuk seperti baru dan segera.
a.       Ayah baru diberhentikan dari jabatannya.
b.      Kami berlima akan segera menyepakati masalahmu itu.

6.      Adverbia Kecaraan
Adeverbia kecaraan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu berlangsung atau terjadi. Yang termasuk adverbia kecaraan ini adalah bentuk-bentuk seperti diam-diam, secepatnya, dan pelan-pelan.
a.       Ikuti dia diam-diam dari belakang.
b.      Kami akan menyelesaikan tugas itu secepatnya.
c.       Pelan-pelan Moerdiono menjalankan posisi pemerintah.

7.      Adverbia Kontrastif
Adverbia kontrastif adalah adverbia yang menggambarkan pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk dalam adverbia kontrastif adalah bentuk seperti bahkan, malahan, dan justru.
a.       Saya tidak pernah ke rumahnya, bahkan sampai sekarang alamatnya pun saya tidak tahu.
b.      Jangankan saya diberi ongkos pulang, dia malahan mau pinjam uang dari saya.
c.       Siapa bilang dia kikir, justru dia yang menyumbangkan paling banyak.

8.      Adverbia Keniscayaan
Adverbia keniscayaan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang   berhubungan dengan kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya hal atau peristiwa yang dijelaskan adverbia itu. Yang termasuk adverbia keniscayaan adalah bentuk seperti niscaya, pasti, dan tentu.
a.       Niscaya manusia kan hancur kalau mengabaikan hal itu.
b.      Kami pasti akan menemukannya nanti.
c.       Pemerintahan tentu akan memperhatikan semua usul yang disampaikan oleh para wakil rakyat.

4)   Pemakaian Adverbia dalam Bahasa Indonesia
Adverbia dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menerangkan aspek, modalitas, kuantitas dan kualitas dari kategori verba, adjectiva, numeralia dan adverbia lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjabaran  pemakaian adverbia di bawah ini.
a)      Adverbia sebagai penanda aspek
Adverbia sebagai penanda aspek yaitu untuk menerangkan apakah suatu pekerjaan, peristiwa atau keadaan atau sifat sedang berlangsung (duratif), sudah selesai berlangsung (perfektif), belum selesai (imperfek) atau mulai berlangsung (inkoatif).
Contoh kalimat:
Ø  Rambutnya mulai ikal. (inkoatif)
Ø  Saya pernah gamang di sini. (perfektif)
Ø  Suhunya masih tinggi. (duratif)

b)      Adverbia sebagai penanda modalitas*
Adverbia sebagai penanda Modalitas yaitu untuk  menerangkan sikap atau suasana pembicara yang menyangkut perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat.
Contoh kalimat:
Ø  Coba lihat dulu, barangkali dia sibuk hari ini.
Ø  Mereka belum haus.
Ø  Orang itu tidak lalai.
Ø  Dia mungkin khawatir atas nasib anaknya.

*adverbia yang ekstraklausal merupakan penanda modalitas.


c)      Adverbia sebagai penanda kuantitas
Adverbia sebagai penanda Kuantitas yaitu untuk menerangkan frekuensi atau jumlah terjadinya suatu perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat.
Contoh kalimat
Ø  Dia sering membolos dari pekerjaannya.
Ø  Dia kerap mengikuti seminar mengenai bahasa.
Ø  Mereka saling mencintai.

d)     Adverbia sebagai penanda kualitas
Adverbia sebagai penanda Kualitas yaitu untuk menjelaskan sifat atau nilai suatu perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat.
Contoh kalimat:
Ø  Ia merasa agak letih sore ini.
Ø  Dia hanya berbicara tentang pekerjaannya.















Penutup
Simpulan
   Adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi adjectiva, numeralia, atau preposisi dalam kontruksi sintaktis. Adverbia terbagi menjadi dua subkategorisasi yaitu adverbia intraklausal dan ekstraklausal. Adverbia interaklausal mengacu pada frasa dan adverbia ekstrakklausal pada kalimat.
Adverbia dilihat dari segi perilaku sintaktisnya terdiri dari empat bagian yaitu (1) Adverbia yang mendahului kata yang diterangkan, (2)Adverbia mengikuti kata yang diterangkan, (3) Adverbia yang mandahului atau mengikuti kata yang diterangkan, dan (4) Adverbia yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan. Adverbia dari segi perilaku semantisnya dapat dibedakan menjadi  delapan jenis adverbia, yaitu adverbia kualitatif, adverbia kuantitatif, adverbia limiatif, adverbia frekuentatif, adverbia kewaktuan, adverbia kecaraan, adverbia kontrastif, dan keniscayaan.
Adverbia dalam bahasa Indonesia digunakan untuk menerangkan aspek, modalitas, kuantitas dan kualitas dari kategori verba, adjectiva, numeralia dan adverbia lain. Aspek yaitu untuk menerangkan apakah suatu pekerjaan, peristiwa atau keadaan atau sifat sedang berlangsung (duratif), sudah selesai berlangsung (perfektif), belum selsesai (imperfek) atau mulai berlangsung (inkoatif). Modalitas yaitu untuk  menerangkan sikap atau suasana pembicara yang menyangkut perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat. Kuantitas yaitu untuk menerangkan frekuensi atau jumlah terjadinya suatu perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat. Kualitas yaitu untuk menjelaskan sifat atau nilai suatu perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat.

Daftar Pustaka
Harimurti Kridalaksana. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia pustaka.
Harimurti Kridalaksana. 2007. Kelas kata dalam bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia pustaka.
Hasan Alwi, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.